Pendidikan sering disebut upaya
untuk memanusiakan manusia, yang membangun watak dan membina bakat manusia.
Watak dan bakat manusia tidak akan teraktualisasikan tanpa proses pendidikan,
disinilah peran penting sosok guru dalam membina secara optimal kecerdasan spiritual, emosional,
intelektual, moral, kinestetik anak didik yang menjadi tujuan dalam institusi
pendidikan. Dalam mencapai tujuan itu, peran guru sangat dielukan dan menjadi
pemegang kunci utama dalam pelaksanaannya khususnya di tanah air ini. Namun saat ini permasalahan yang menimpa pendidikan sangatlah kompleks. Salah satu program pengembangan pendidikan
di Indonesia adalah peningkatan mutu pendidikan yang masih sulit dicapai. Dalam
hal ini peran gurulah yang paling penting dalam meningkatkan mutu pendidikan
tersebut.
Pemerintah
telah menggalakkan program
sertifikasi bagi guru sekarang ini sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia yang menyentuh secara langsung kompetensi profesi guru dan menilai kemampuan guru mengelola inovasi dan kreasi dalam pembelajaran. Diharapkan guru dapat memberikan pembelajaran yang dapat
menghantarkan siswa ke arah sikap kreatif dan inovatif serta terampil. Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk membentuk kompetensi dan kualitas pribadi anak didiknya, lebih mengaplikasikan kreatifitas mengajar dalam kelas untuk memicu
keaktifan anak didik dalam proses belajar mengajar seperti yang diharapkan oleh
pemerintah dalam program sertifikasi tersebut. Namun kondisi tersebut belum
cukup untuk menciptakan mutu pendidikan yang berkualitas karena guru-guru
terkadang kesulitan dalam mengelola kelas atau bahkan sulit melakukan
pendekatan bagi anak didik, sebagai manusia biasa, guru butuh support, latihan,
dan mencari inspirasi untuk mengajar di kelas.
Melihat hal
tersebut, maka dibutuhkan lembaga khusus guru guna mengorganisir kualitas guru
dalam mengelola pendidikan. dalam hal ini fungsi dari lembaga tersebut adalah
mengevaluasi kualitas dari guru serta mensupport kegiatan pengembangan
kreatifitas guru, misalnya dalam penyediaan bahan dan media pembelajaran atau
bahkan melakukan training, seminar yang menunjang keprofesionalan guru dalam
pengelolaan kelas. Jadi lembaga tersebut merupakan wadah bagi para guru untuk
bertukar pikiran, diskusi, sekaligus evaluasi.
Dalam hal
bertukar pikiran, ketika dalam kelas guru mengalami kesulitan dalam menghadapi
anak yang kurang aktif atau hiperaktif maka guru bisa mengkomunikasikannya di
lembaga itu. Guru juga bisa diskusi atau berbagi bersama sesama guru bidang
studi membahas topik pembelajaran. Jika guru telah dipersiapkan secara maksimal
maka peserta didik akan semakin mudah menyerap pembelajaran tersebut. Tentunya sebagai
pahlawan tanpa tanda jasa, perlu juga adanya penghargaan setelah adanya evaluasi bagi mereka, penghargaan ini bisa menjadikan motivasi bagi para guru-guru untuk lebih meningkatkan
performancenya dalam mengajar dan membina watak anak didik yang cerdas, evaluasi dalam hal ini adalah survey dari lembaga guru itu sendiri secara
langsung untuk menilai kualitas dan kemampuan anak didik yang diajari oleh guru bersangkutan,
karena seorang guru dikatakan berhasil apabila anak didiknya mengerti dengan
pelajaran dari gurunya.
Akhirnya semakin banyak guru sebagai pahlawan pendidikan yang berkualitas dan berhasil
menerangi dunia anak didik dari kegelapan, semakin berkualitas gurunya maka semakin berkualitaslah pendidikan itu sendiri dan harapan pemerintah dalam
meningkatkan mutu pendidikan bisa tercapai, dan tanah air juga akan semakin
maju. Guruku pahlawanku.